Jakarta, 24 November 2012
Dias, 8 tahun, terlahir di tengah keluarga yang sederhana. Ayah Dias sehari2 bekerja sebagai tukang ojeg, sedangkan sang ibu sebagai buruh cuci. Saat ini, Dias divonis oleh dokter menderita leukimia tipe ALL (Acute Lymphloblastic Leukemia). Berdasarkan info hasil googling, tipe ini merupakan bentuk leukimia parah dan cepat prosesnya. Biasanya sering menyerang anak-anak. Penderita leukimia tipe ALL akan mengalami kesakitan dalam waktu yang cepat.Dan memang benar, ciri-ciri itulah yang ada pada si kecil Dias.
Kisah Dias berawal dari kecelakaan yang dialaminya. Sekitar 3 bulan lau, Dias jatuh dari pohon. Saat itu Dias hanya dibawa ke tukang urut saja. Namun beberapa hari setelah kejadian tersebut, Dias mengalami demam tinggi yang tak kunjung turun. Orang tua nya pun khawatir dan memutuskan untuk memerikasakan Dias ke Puskesmas setempat. Dari Puskesmas, Dias dirujuk ke RSUD Depok. Mulai saat itulah penyakit Dias yang sebenarnya terdeteksi. Karena keterbatasan kemampuan dalam menangani, setelah menjalani perawatan selama 2 minggu di RSUD Depok, Dias kembali di rujuk untuk mendapatkan perawatan di RS Fatmawati. Setibanya di sana, Dias menjalani proses check up untuk memastikan penyakit yang diderita Dias sebenarnya. Vonis dokter di RS Fatmawati pun mengamini bahwa Dias memang benar mengidap leukimia.
Sekitar 2 minggu setelah menjalani perawatan di RS Fatmawati, Dokter menganjurkan agar Dias menjalani operasi, sebagai tahapan awal terhadap penanganan leukimia. Berhasil menghimpun dana dari kanan-kiri, Dias pun akhirnya dapat menjalani operasi di RS Dharmais (RS Fatmawati terbatas dalam hal peralatan). Seminggu berlalu pasca operasi, hasil pun diperoleh. Dias divonis menderita leukimia tipe ALL.
Saat tim #sedekahyuk (@mila_yana, @shizka dan wiwin) datang berkunjung, Dias sedang ditemani oleh sang ibu. Senyum Dias pun terkembang saat mengetahui kami datang bersama donat (DD) yang selama ini dia idam2kan. Ya, menurut info yang kami peroleh, Dias ngidam donat (DD) yang sering diceritakan teman2nya di sekolah. Dias yang tadinya sangat susah makan, saat kami sodorkan pilihan donat yang kami bawa, Dias langsung meminta ibunya untuk menyuapi. Tidak habis memang, tapi setidaknya Dias mau makan :)
Saat itu, Dias sedang menjalani perawatan mejelang tahapan kemoterapi di ruang isolasi. Kami melihat langsung Dias kecil yang tergolek lemah tak beradaya. Badannya menyusut drastis dari waktu ke waktu. Kini berat badan Dias hanya 15 kilo. Benar-benar hanya tersisa tulang berbalut kulit. Di beberapa bagian tubuh Dias juga terdapat benjolan yang menurut keterangan sang ibu benjolan tersebut selalu berpindah-pindah. Yang membuat kami makin beriba, seringkali Dias mengeluh nyeri pada bagian tubuh tertentu dan berganti-ganti. Nyeri itu terus-terusan menyerang Dias setiap waktu. Hal itu pula yang membuat Dias tidak bisa tidur dengan nyenyak. Kalau sudah begitu, sang ibu dengan sabarnya menenangkan Dias sembari mengelus-elus bagian tubuh yang sakit. Memang tidak mengurangi rasa sakit, namun hanya itulah yang bisa diperbuat, setidaknya untuk memberi sedikit kenyamanan pada Dias.
Makasih om... tante... Ngidam Dias keturutan :) |
Saat itu, Dias sedang menjalani perawatan mejelang tahapan kemoterapi di ruang isolasi. Kami melihat langsung Dias kecil yang tergolek lemah tak beradaya. Badannya menyusut drastis dari waktu ke waktu. Kini berat badan Dias hanya 15 kilo. Benar-benar hanya tersisa tulang berbalut kulit. Di beberapa bagian tubuh Dias juga terdapat benjolan yang menurut keterangan sang ibu benjolan tersebut selalu berpindah-pindah. Yang membuat kami makin beriba, seringkali Dias mengeluh nyeri pada bagian tubuh tertentu dan berganti-ganti. Nyeri itu terus-terusan menyerang Dias setiap waktu. Hal itu pula yang membuat Dias tidak bisa tidur dengan nyenyak. Kalau sudah begitu, sang ibu dengan sabarnya menenangkan Dias sembari mengelus-elus bagian tubuh yang sakit. Memang tidak mengurangi rasa sakit, namun hanya itulah yang bisa diperbuat, setidaknya untuk memberi sedikit kenyamanan pada Dias.
Benjolan di bawah dagu Dias |
Untuk membantu meringankan beban biaya perawatan Dias, tim #sedekahyuk menyalurkan secara langsung bantuan dari teman2 semua sebesar Rp.6 juta. Selain itu, kami juga salurkan titipan khusus dari teman2 di @satuhati_peduli sebesar Rp.5 juta yang terbagi dalam 2 tahap (tahap I Rp.3 juta, tahap II Rp.2 juta). Donasi diterima langsung oleh ibunda Dias. O ya, FYI, saat tim berkunjung, bantuan jamkesmas dari pemerintah sedang dalam proses administrasi. Jadi selama ini, biaya pengobatan Dias bersumber dari swadaya keluarga dan bantuan dari sekitar.
Donasi #sedekahyuk Jilid XIX Rp.6.000.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar