Jumat, 13 April 2012

#sedekahyuk Jilid X

21 Maret 2012

Mbah Diro..Malaikat selalu menjagamu mbah..


(Terima kasih teruntuk @chemitz dan @Leonie_bunga yang telah menghantarkan rejeki ini untuk Mbah Diro di Solo)


Sebuah kampung di Kelurahan Kerten, Solo, Jawa Tengah..Mbah Diro seorang dhuafa..tinggal seorang diri, di rumahnya yang hanya berukuran 6x8 meter..






Malaikat tidak pernah lelah mencatat apa yang kita perbuat...

Terima kasih @chemitz atas narasi luar biasa  yang dapat diakses di blog pribadinya..   http://shoregasm.blogspot.com



Salam Jempol

#sedekahyuk
Baca Selengkapnya...

Selasa, 03 April 2012

#sedekahyuk jilid IX

Tanjung Priok, 11 Maret 2012

Nia Ramadhani, balita berumur 4 tahun yang sejak lahir dianugerahi penyakit Thalasemia. Info tentang Nia kami dapat dari Toni, salah seorang relawan @makelarsedekah, via twitter. Berbekal info seadanya, sore itu kami, perwakilan tim #sedekahyuk "ngebolang" menyisir daerah pinggiran Jakarta Utara. Setelah melewati 1 jam masa pencarian alamat, akhirnya kami menemukan juga lokasi rumah Nia. Sebuah rumah petak berukuran tidak lebih dari 5x5 m2 yang terletak menjorok ke dalam gang sempit itu menjadi tempat tinggal Nia dan keluarganya. Sehari-hari Nia tinggal bersama ayah (Pak Rahman), 2 orang saudara kandungnya, nenek, beserta pamannya yang juga memiliki seorang anak. Yup, di rumah "minimalis" milik bibi Pak Rahman itu, mereka tinggal bertujuh. Kalau boleh kami deskripsikan, rumah Nia terdiri dari 2 bagian, satu bagian untuk dapur, bagian lain untuk kamar. Kondisi kamar mereka yang sempit nampak makin sempit ketika di sana terdapat 1 buah kasur yang tergelar di lantai, 2 buah almari pakaian yang berada di sisi-sisinya beserta 1 buah televisi yang menjadi satu-satunya hiburan bagi keluarga ini. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi mereka saat tidur. Sudah sepantasnya kita bersyukur kawan...


Gang Menuju Rumah Nia
Banyak cerita yang kami dapat setelah beberapa saat berbincang dengan ayah serta paman Nia. Dari obrolan tersebut diketahui bahwa Nia mengidap thalasemia sejak lahir, namun baru terdeteksi pada saat ia berumur 6 bulan. Diawali dengan demam tinggi yang tidak kunjung turun, akhirnya Nia dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya. Setelah melewati berbagai tahapan pemeriksaan (termasuk cek darah), dokter pun memvonis Nia menderita thalasemia. Sekedar info, thalasemia merupakan salah satu penyakit turunan, di mana kualitas darah merah dalam tubuh tergolong rendah dan mudah rusak (mati). Pasca vonis tersebut, dokterpun menyarankan Nia untuk menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Karena keterbatasan kemampuan finansial, Nia pun akhirnya dibawa pulang ke rumah sebelum kondisinya benar-benar pulih. Pengobatan alternatif menjadi pilihan sebagai pengganti obat-obatan medis yang harganya sudah tak terjangkau lagi. Beberapa waktu berselang, kondisi Nia semakin memburuk. Nia makin sering mengeluh badannya panas, gelisah dan tidak bisa tidur. Mata serta badan Nia pun mulai menguning. Makin hari perut Nia juga makin membesar. Hal tersebut sungguh merupakan cobaan yang berat bagi keluarga Nia. Keadaanpun menjadi semakin buruk ketika disaat genting seperti itu, ibu kandung Nia justru pergi meninggalkan anak-anak beserta keluarganya. 


Di Sini, Tempat Mereka Merebahkan Badan, Menghilangkan Lelah dan Penat


Mengetahui kondisi Nia yang makin memburuk, Pak Rahman pun akhirnya memutuskan untuk membawa Nia ke Rumah Sakit dengan berbekal sisa harta yang dimilikinya. Bantuan pun datang dari tetangga sekitar serta dermawan lain yang simpati mengetahui kondisi Nia saat itu. Setelah melalui pengecekan, dokter menyatakan bahwa penyakit Nia sudah memasuki stadium akut dan harus melakukan cuci darah secara berkala. Sejak saat itulah hidup Nia sangat bergantung kepada transfusi darah. Kembali persoalan biaya menghambat pengobatan Nia. Transfusi pun hanya dilakukan jika sang ayah sudah mendapatkan uang yang cukup. Dari yang seharusnya minimal dua kali dalam sebulan melakukan transfusi darah, maksimal Nia hanya menjalani satu kali saja. Pernah suatu saat Nia hampir meregang nyawa karena terlambat melakukan transfusi darah. Dokterpun juga menyarankan Nia untuk dirujuk ke Rumah Sakit yang lebih besar (RSCM) untuk mendapatkan penanganan lebih intensif terkait pembengkakan limpa di perutnya.  


Nia bersama Paman dan Sepupunya ^__^


Tim #sedekahyuk melalui perwakilan @charolineferra dan @mila_yana menghantarkan rezeki yang telah dititipkan oleh teman-teman semuanya demi kondisi Nia yang lebih baik. Donasi sebesar Rp. 4.000.000,- diterimakan kepada Pak Rahman selaku ayah Nia. Beliau menitipkan salam serta berucap terima kasih yang sebesar-besarnya atas secercah kebahagiaan yang diberikan oleh teman-teman #sedekahyuk kepada keluarga Nia. Tak lupa pula doa tercurah untuk tema-teman semua, semoga selalu dalam kelapangan rezeki dan keberkahan dari -Nya, Amin Ya Robbal Alamin...


Bismillah, From Us to Ni

"Yang kita MAKAN akan menjadi KOTORAN... Yang kita PAKAI akan menjadi USANG... Yang kita SEDEKAHkan (InsyaAllah) akan menjadi AMALan" #quote


#salamjempol
Tim #sedekahyuk


Donasi #sedekahyuk Jilid IX Rp. 4.000.000,-
Total Dalam 9 Jilid Rp. 18.670.000,-





 
Baca Selengkapnya...